Jumat, 29 Mei 2015

Resensi Jurnal Penerapan ISO 31000

Pada jurnal yang saya ambil sebagai objek resensi, diketahui bahwa perusahaan pada jurnal ini yaitu PT. X yang bergerak di industri alat berat. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1972 dan tercatat sebagai distributor tunggal di Indonesia untuk produk alat berat. PT. X selalu berpacu dengan visi perusahaan sebagai tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu "Menjadi perusahaan alat berat kelas dunia berbasis solusi untuk menciptakan manfaat bagi para pemangku kepentingan".

Perusahaan ini harus mampu mencapai keunggulan dari perusahaan-perusahaan sejenis yang ada dengan meningkatkan keuntungan, kualitas, dan mengurangi resiko dan potensi kerugian pada perusahaan X ini. Keunggulan perusahaan ini ternyata terbukti dengan tercatatnya PT. X dengan mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar di industrinya dengan pangsa pasar lebih dari 40% hingga tahun 2012. 

Keunggulan ini muncul dengan adanya komitmen perusahaan dengan mengelola resiko menggunakan ISO 31000. Manajemen resiko adalah upaya organisasi yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan resiko. Manajemen resiko adalah arsitektur untuk mengelola resiko secara sistematis. Manajemen resiko ini terdiri dari prinsip, kerangka kerja, danproses untuk mengelola resiko. Kerangka kerja manajemen resiko adalah sekumpulan perangkat organisasi yang menyediakan landasan bagi perencanaan, penerapan, monitor, review, serta perbaikan manajemen resiko yang berkelanjutan bagi seluruh organisasi. Dibutuhkannya mengelola resiko terjadi karena adanya perbedaan budaya internal, kebijakan, dan program yang diterapkan perusahaan. Penerapan ISO 31000 ini bersifat fleksibel sesuai dengan kebudayaan perusahaan. 

Tahap pertama dalam menerapkan ISO 31000  ini yaitu mengidentifikasi sumber resiko, kejadian atau faktor yang menyebabkan timbulnya resiko, dan dampak atau konsekuensi yang dapat ditimbulkan dengan memahami objektif perusahaan dan strategi perusahaan. Tahap kedua yaitu proses analisis resiko yaitu memahami sifat resiko dan menentukan tingkat urgensi atau prioritas resiko dengan menggunakan peta resiko. Peta resiko adalah peta yang menggunakan tolak ukur kombinasi dari dampakdan kemungkinan. Tahap ketiga yaitu melakukan proses pengendalian resiko yang merupakan tindakan untuk mengurangi resiko. Pengendalian resiko dilakukan sebagai bentuk tindakan antisipasi dini sebelum resiko itu terjadi dengan menggunakan indikator resiko (key risk indicator). Tahap keempat yaitu melakukan proses perlakuan resiko yaitu upaya untuk menyeleksi dan menerapkan tindakan yang dapat mengurangi atau meniadakan dampak dan kemungkinan terjadinya resiko. Cara mengurangi resiko itu dengan menghindari resiko, membagi resiko, mitigasi resiko, dan menerima resiko. Tahap kelima yaitu dengan monitor dan review. Monitoring adalah pemantauan rutin terhadap kinerja aktual proses manajemen resiko agar sesuai dengan rencana atau harapan yang ingin dihasilkan. Review adalah aktivitas yang dilakukan untuk menentukan kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas suatu hal untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dengan penerapan ISO 31000, perusahaan akan mampu meningkatkan kemungkinan untuk mencapai objektif perusahaan. Manfaat lain dari ISO 31000 yaitu menjadi salah satu dasar yang dapat diandalkan dalam mengambil keputusan dan merumuskan strategi. Menumbuhkan kesadaran seluruh pihak untuk mengidentifikasi dan memperlakukan resiko.

Sumber:
Awalianti, Isgiyarta. 2014. PENERAPAN DAN FUNGSI MANAJEMEN RESIKO FLUKTUASI HARGA BATU BARA BERDASARKAN ISO 31000 (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR ALAT BERAT PT. X). Dalam Diponegoro Journal Of Accounting. 
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=174224&val=4728&title=PENERAPAN%20DAN%20FUNGSI%20MANAJEMEN%20RISIKO%20FLUKTUASI%20HARGA%20BATU%20BARA%20BERDASARKAN%20ISO%2031000%20%28Studi%20Kasus%20pada%20Perusahaan%20Distributor%20Alat%20Berat%20PT%20X%29