HUKUM
INDUSTRI
Hukum
Industri adalah ilmu yang mengatur masalah perindustrian yang berada di
Indonesia bahkan di dunia. Hukum industri mengatur bangaimana cara perusahaan
mengatur perusahaannya dan sanksi-sanksi apa saja yang akan diterima jika
perusahaan tersebut melanggar sanksi tersebut
Hukum industri dapat dikatakan
sebagai acuan atau pedoman dalam suatu tatanan dunia industri. Dengan adanya
hukum industri, maka setiap perusahaan industri dapat mengatur segala hal yang
berkaitan dengan industri. Hal tersebut tentunya bisa mengurangi hal-hal
mengenai penyimpangan hukum industri yang dapat merugikan masyarakat. Sedangkan
tanpa adanya hukum industri, perusahaan akan sewenang-wenang dalam segala hal
hanya karena ingin mencapai keuntungan yang maksimal tanpa memperhatikan
kehidupan masyarakat.
Pernyataan dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1984, dinyatakan bahwa untuk mencapai sasaran pembangunan di
bidang ekonomi dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan yang
menentukan dan oleh karenanya perlu lebih dikembangkan secara seimbang dan
terpadu dengan meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif serta
mendayagunakan secara optimal seluruh sumber daya alam, manusia, dan dana yang
tersedia. Penggunaan sumber daya alam yang sesuai dengan Undang-undang tanpa
merugikan negara, misalnya dengan menggundulkan hutan yang akan mengakibatkan
tanah longsor dan banjir. Maka untuk itu diperlukannya hukum yang mengatur
penggunaan sumber daya alam.
Hukum industri
menyangkut sarana pembaharuan di bidang industri, sistem kawasan sebagai tata
ruang, sistem perizinan yang bersifat lintas lembaga dan yurisdiksi hukum
industri dalam perspektif global dan lokal, hukum alih teknologi. Hukum
industri juga menyangkut permasalahan desain produksi dan hukum konstruksi serta
standardisasi. Selain itu juga mengenai masalah tanggungjawab dalam sistem
hukum industri, dan analisis tentang masalah tanggungjawab dalam sistem hukum
industri.
Sejarah
Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah
mata pencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu dan
nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap, membangun rumah dan mengolah
tanah dengan bertani dan berkebun serta beternak. Kebutuhan mereka berkembang
misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat
menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan
alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang dan juru timbul
sebagai sumber alat-alat dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ
mulailah berkembang kerajinan dan pertukangan yang menghasilkan barang-barang
kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin dan tukang yang baik diadakan pola
pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan dan pertukangan di
Eropa dibentuk berbagai gilda (perhimpunan tukang dan juru sebagai cikal bakal
berbagai asosiasi sekarang).
Pertambangan besi dan baja mengalami kemajuan pesat pada
abad pertengahan. Selanjutnya pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak
bumi dan gas maju pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan teknologi
permesinan, dimulai dengan penemuan mesin uap yang selanjutnya membuka jalan
pada pembuatan dan perdagangan barang secara besar-besaran dan massal pada
akhir abad 18 dan awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille dan
Manchester) dan kereta api, lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal,
pabrik mobil (Detroit), pabrik alumunium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam
pabrik-pabrik tekstil berkembang industri kimia dan farmasi. Terjadilah Revolusi
Industri.
Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian
pabrik-pabrik produksi barang secara massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan
cepat melanda seluruh dunia, berbenturan dengan upaya tradisional di bidang
pertanian (agrikultur). Sejak itu timbul berbagai penggolongan ragam industri.
Tujuan
hukum industri
Adapun
tujuan-tujuan dari dibuatnya hukum industri adalah sebagai berikut:
- Hukum sebagai sarana pembaharuan/ pembangunan di bidang industri dalam perspektif ilmu-ilmu yang lain
- Hukum industri dalam sistem kawasan berdasarkan hukum tata ruang
- Hukum industri dalam sistem perizinan yang bersifat lintas lembaga dan yurisdiksi hukum industri dalam perspektif global dan lokal
- Hukum alih teknologi, desain produksi dan hukum konstruksi serta standardisasi
- Masalah tanggungjawab dalam sistem hukum industri
- Pergeseran hudaya hukum dari ‘ command and control’ ke ‘self-regulatory system’ untuk mengurangi ongkos birokrasi
- Undang-undang Perindustrian
Manfaat hukum industri
Adanya
undang-undang perindustrian memberikan banyak manfaat bagi pelakon industri,
baik perusahaan maupun karyawan. Adapun manfaat yang diberikan adalah sebagai
berikut:
- Kepastian hukum bagi dunia usaha industri dan masyarakat;
- Keadilan dalam berusaha di bidang industri, baik bagi pelaku maupun bagi pemerintah/negara maupun masyarakat luas;
- Terjadinya gairah pembangunan industri yang mampu menimbulkan dampak kemakmuran yang adil dan merata bagi rakyat Indonesia; serta
- Terpeliharanya keutuhan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Keuntungan hukum industri
- Para usaha industri untuk meningkatkan nlai tambah serta sumbangan yang lebih besarbagi pertumbuhan produk nasional.
- Mengeni tehnologi industri dilihat dari usaha industri dalam hal menjalankan bidang usaha industri untuk sedapat mungkin mengunakan tehnologi yang tepat guna yang dapat meningkatkan nilai tambah dari produk yang diciptakan.
- Kelestarian lingkungan hidup pada prinsipnya landasan ini mengharapkan adanya keseimbangan antara sumber daya alam yang ada serta kelestarian lingkungan guna masa depan generasi muda.
- Adanya alih daya Pekerja outsourcing akan menggunakan seluruh kemampuanya dalam bekerja. Dengan adanya outsourcing maka mereka akan mendapatkan suatu ketrampilan yang belum mereka miliki sebelumnya dan jika telah memiliki kemampuan tersebut maka pekerja akan menambah kemampuan mereka dengan bekerja di outsourcing. Pekerjaan tersebut akan menjadi lebih bermanfaat jika pekerjanya mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat dari perusahaan penerima. Kemudian mereka mengembangkan ketrampilan tersebut untuk menambah daya saing dalam meraih lapangan pekerjaan.
- Kemudahan dalam mencari kerja Sebelum mendapatkan pekerjaan tetap, dengan adanya outsourcing akan membantu tenaga kerja yang belum bekerja, untuk disalurkan kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga dari perusahaan outsourcing tersebut.
Kerugian hukum industri
- Keberlanjutan mendapatkan pekerjaan yang tidak pasti.
- Perusahaan outsourcing hanya mampu menampung para pekerja yang mengikatkan diri pada perusahaan outsourcing mereka, namun tidak serta merta mereka langsung dijadikan pekerja tetap dari satu perusahaan. Penugasan mereka menunggu permintaan dari perusahaan yang akan menerima mereka bekerja.
- Sistem kontrak Dengan sistim kontrak, akan menyulitkan mereka dalam menentukan masa depan. Sistem kontrak akan berjalan sesuai dengan tanggal berlaku atau masa berlaku sesuai dengan yang diperjanjikan awal. Maka dari itu kontrak tidak memberikan jaminan bagi kehidupan pekerja outsorcing dimasa datang.
- Tidak adanya serikat pekerja Tidak adanya serikat pekerja, membuat pekerja akan kesusahan di saat terjadi perselisihan baik antara perusahaan dan pekerja, maupun antara pekerja dengan pekerja. Mereka hanya mengandalkan atasan dan HRD sebagai penengah dalam penyelesaiaan perselisihan tersebut
Industri
dalam hubungannya dengan sumber daya alam Dan lingkungan hidup serta dampak
baik dan buruknya suatu industri dan keuntungan masyarakat dengan adanya suatu
industri.
Keuntungan bagi masyarakat
Dengan adanya suatu industri,
masyarakat sangat terbantu dengan hal tersebut,karena 80 % penduduk di
Indonesia berprofesi sebagai pekerja dalam industri tersebut,dengan hal
tersebut di indonesia sangatlah pesat bidang industri ini,selain sebagai
karyawan dalam industri ditambah lagi dengan adanya hukum industri sebagai
pengatur didalam industri tersebut,dengan adanya hukum industri para karyawan
mendapat hak nya sesuai dengan hukum industri yang ada dan para karyawan dan
masyarakat yang terbantu dengan adanya hukum industri ini harus dapat mengikuti
hukum tersebut
Kerugian bagi masyarakat
Dengan adanya hukum industri bukan
berarti para karyawan dan masyarakat tidak mengalami kerugian,para pelaku
industri seringkali semena-mena dengan adanya hukum tersebut maka para pelaku
industri seringkali tidak mematuhi aturan yang diberikan oleh hukum
industri,sehingga para karyawan yang berkecimbung didalam industri tersebut seringkali
menjadi imbas dari para pelaku industri,bertindak seenaknya kepada para
karyawan dan kurangnya perlakuan yang layak bagi para masyarakat atau
karyawan.Dalam hal ini maka diatur dalam pasal 21 uu no.5 tahun 1984 dimana
perusahan industri di wajibkan:
- melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian suber daya alam serta pencegahan kerusakan terhadap lingkungan.
- Pemerintah wajib membuat suatu peraturan dan pembinaan berupa bimbingan dan penyuluhan mengenai pelaksanaan enemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses industri.
- Kewajiban ini dikecualikan bagi para industri kecil.
Wilayah industri
1.
Wilayah pusat pertumbuhan
industri.
Dalam
hal pusat dari wilayah industri merupakan suatu tempat yang merupakan sentral
dari kegiatan pembanguna industri dan produksi industri. Dalam hal ini diatur
oleh pemerintah ( pasal 20 dalam uu ini )
2. Industri
dalam hubungannya dengan sumber daya alam
Dan lingkungan hidup
Dan lingkungan hidup
Diatur
dalam pasal 21 uu no.5 tahun 1984 dimana perusahan industri di wajibkan:
melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian suber daya alam serta pencegahan kerusakan terhadap lingkungan.
melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian suber daya alam serta pencegahan kerusakan terhadap lingkungan.
Pemerintah
wajib membuat suatu peraturan dan pembinaan berupa bimbingan dan penyuluhan
mengenai pelaksanaan enemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses industri.
Kewajiban
ini dikecualikan bagi para industri kecil.
Penyerahan
kewenangan dan urusan tentang industri
Penyerahan kewenangan tentang pengaturan, pembinaan, dan pengembangnan terhadap industri di atur oleh peraturan pemerintah.
Penyerahan kewenangan tentang pengaturan, pembinaan, dan pengembangnan terhadap industri di atur oleh peraturan pemerintah.
Dimana
hal ini pentng gunamenghindarkan duplikasi kewenangan peraturan, pembinaan, dan
pengembangan usaha industri di antara instansi pemerintah. ( terkait dalam
pasal 22 uu no.5 tahun1984 ).
Ketentuan
pidana
Dalam
hal ketentuan hukum pidana telah diatur oleh undanng-undang no 5 tahun 1984
dimana bentuk sangsi berupa pidana kurungan dan pencabutan hak izin usaha. Selain
itu juga diatur dalam undanng-undang lain yang tidak bertentangan dengan UU.
no.5 tahun 1984.
SUMBER
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar